Close Menu
Said Mardani

    Berlangganan Newsletter

    Silahkan berlangganan newsletter untuk update informasi terkini.

    Trending Topik

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    6 Juni 2025

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025
    Pilihan Editor

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    6 Juni 2025

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
    Said MardaniSaid Mardani
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube WhatsApp
    SUBSCRIBE
    • BERANDA
    • TENTANG SAYA
    • PENTING DIBACA
    • RAGAM ARTIKEL
      • Artikel Kesehatan
      • Epidemiologi dan Penyakit
      • Sejarah Kesehatan
      • Opini
      • Ide & Kreatifitas
      • Catatan Spesial
      • Perjalanan
    • UNDUHAN
    • HUBUNGI SAYA
    Said Mardani
    Beranda»Epidemiologi dan Penyakit»Simulasi KLB: Cara Seru Belajar Epidemiologi dari Dalam Kelas
    Epidemiologi dan Penyakit

    Simulasi KLB: Cara Seru Belajar Epidemiologi dari Dalam Kelas

    Said MardaniOleh Said Mardani7 Maret 2024Tidak ada komentar3 Menit Dibaca
    Facebook Twitter WhatsApp Email Telegram Threads
    Bagikan
    Facebook Twitter WhatsApp Email Telegram Threads

    Pada tahun 2010, saya mengikuti sebuah kegiatan yang tidak hanya menyenangkan tapi juga membuka wawasan tentang dunia kesehatan masyarakat. Kegiatan itu adalah Simulasi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada. Tanpa harus turun langsung ke lapangan, seluruh proses simulasi dilakukan di dalam kelas, namun sensasinya terasa seperti sedang berada di tengah wabah sungguhan.

    Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan bagaimana penyelidikan epidemiologi dilakukan saat terjadi wabah. Alih-alih duduk diam mendengarkan ceramah, kami justru diajak terlibat aktif dalam simulasi yang dirancang sangat realistis. Setiap peserta diberikan peran tertentu, mulai dari petugas surveilans, analis data, tim komunikasi, hingga yang membuat suasana makin seru ada yang berperan sebagai pasien.

    Peran Beragam, Pengalaman Semakin Nyata

    Pembagian peran dalam simulasi ini menjadi kunci utama keseruannya. Saya sendiri tidak berperan sebagai pasien, namun menyaksikan langsung bagaimana teman-teman yang mengambil peran itu mampu “menghidupkan” cerita. Mereka diminta untuk berpura-pura sakit, menyampaikan gejala, memberikan riwayat perjalanan, bahkan ada yang diminta untuk “berbohong” sedikit agar tim kesehatan bisa tertantang mencari jawaban yang benar.

    Sementara itu, peserta lain yang bertugas sebagai petugas lapangan harus menggali informasi dari para pasien ini, menganalisis kemungkinan sumber penularan, dan menyusun langkah penanggulangan. Interaksi yang terjadi antara “pasien” dan “petugas” begitu dinamis dan kadang lucu, tapi justru itulah yang membuat proses belajarnya terasa hidup dan mudah dimengerti.

    Meski dilakukan di kelas, simulasi ini membawa kami seolah-olah berada dalam krisis nyata. Suasana tegang muncul saat data mulai mengarah ke kemungkinan wabah yang lebih besar. Kami berdiskusi, menyusun grafik, memetakan penyebaran, dan pada akhirnya harus membuat keputusan cepat tentang apa yang harus dilakukan. Semua terjadi dalam waktu terbatas, menambah kesan bahwa ini bukan sekadar permainan, tapi latihan serius yang mendekati kondisi nyata.

    Bukan Sekadar Ilmu, Tapi Pemahaman

    Dari kegiatan ini, saya belajar bahwa epidemiologi bukan hanya soal angka dan grafik, tapi juga tentang bagaimana kita berkomunikasi, berkoordinasi, dan mengambil keputusan yang berdampak pada masyarakat luas. Simulasi ini juga memperlihatkan bahwa dalam penyelidikan wabah, informasi dari pasien adalah sumber utama yang tidak bisa dianggap remeh. Cara petugas menanyakan, mendengarkan, dan mencatat bisa sangat menentukan arah analisis selanjutnya.

    Lebih dari itu, saya juga menyadari pentingnya empati dan komunikasi yang efektif dalam krisis kesehatan. Peran pasien dalam simulasi ini bukan hanya tempelan, tapi bagian vital yang mengajarkan kami bahwa di balik setiap kasus, ada individu dengan cerita, ketakutan, dan harapan.

    Pengalaman yang Layak Diulang

    Kini, lebih dari satu dekade sejak kegiatan itu berlangsung, saya masih mengingat betapa menyenangkannya cara belajar yang ditawarkan oleh Simulasi KLB. Bukan hanya karena materinya menarik, tapi juga karena pendekatannya yang interaktif dan membumi. Kami tidak belajar dari buku saja, tapi dari pengalaman langsung, meski hanya disimulasikan.

    Simulasi semacam ini, menurut saya, layak diadakan lebih sering, bahkan untuk publik yang lebih luas. Tidak hanya mahasiswa kesehatan, tapi juga bagi masyarakat umum yang ingin memahami bagaimana sebuah wabah bisa terjadi dan bagaimana kita bisa ikut berperan dalam menghadapinya. Belajar epidemiologi tidak harus membosankan. Dengan skenario yang tepat dan partisipasi aktif, ilmu ini bisa terasa sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

    belajar epidemiologi edukasi interaktif kejadian luar biasa Kesehatan Masyarakat pelatihan kesehatan simulasi kesehatan simulasi KLB
    Artikel SebelumnyaDari Depok ke Panggung Nasional: Perjalanan Tak Terduga di NSCE Makassar
    Artikel Selanjutnya Kasus Typhoid Mary: Wanita Sehat yang Menyebarkan Tifus
    Said Mardani
    • Website

    Saya adalah penulis utama blog ini dengan fokus utama pada topik kesehatan sesuai latar belakang pendidikan dan pekerjaan saya, namun sesekali saya juga menulis tentang perjalanan, opini, ide, dan berbagai topik menarik lainnya untuk memberi warna dan variasi pada isi blog ini.

    Artikel Terkait

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025

    Kasus Campak di Disneyland, Bukti Bahaya Gerakan Anti-Vaksin

    12 Maret 2025
    Berikan Komentar Batalkan Kirim

    Posting Terkini
    Artikel Kesehatan

    Idul Adha, Makna Kurban, dan Hikmah Kesehatan yang Menyeluruh

    Oleh Said Mardani6 Juni 20250

    Setiap gema takbir yang menggema saat Idul Adha membawa suasana yang berbeda. Ada keheningan yang…

    Tersandera di Antara Sistem, Cerita Seorang Epidemiolog yang Belum Bisa Jadi “Epidemiolog”

    31 Mei 2025

    Hoaks Kesehatan dan Krisis Kepercayaan, Ancaman Diam di Era Digital

    30 Mei 2025

    Bagaimana Google, WhatsApp, dan Sosial Media Membantu Deteksi Wabah?

    27 Mei 2025

    Tantangan SKDR di Era Digital, Tinjauan Ilmiah dan Prospek Masa Depan

    7 Mei 2025

    Kasus Campak di Disneyland, Bukti Bahaya Gerakan Anti-Vaksin

    12 Maret 2025

    Kolaborasi Komunitas, Menjaga Kesehatan Bersama Lewat Surveilans Partisipatif

    10 Februari 2025

    Herd Immunity Melalui Imunisasi, Mitos atau Harapan Realistis?

    7 Februari 2025

    Bagaimana Epidemiologi Membantu Mengakhiri Wabah Polio di Dunia?

    9 Januari 2025

    Imunisasi Sepanjang Usia: Investasi Kesehatan Seumur Hidup

    2 Januari 2025
    Tetap Terhubung
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • YouTube
    • WhatsApp
    • Threads

    Berlangganan Newsletter

    Silahkan berlangganan newsletter untuk update informasi terkini.

    Tentang Saya
    Tentang Saya

    SAID MARDANI
    Lihat Tentang Saya

    Komentar Terkini
    • Ismail pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    • Said Firmansyah pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    • Eddie pada Mengenal Masa Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS)
    Trending Topik

    10 Fakta Menarik tentang Ilmu Epidemiologi

    Kasus Typhoid Mary: Wanita Sehat yang Menyebarkan Tifus

    Menembus Dingin dan Menjemput Matahari di Bromo: Catatan Perjalanan Tahun 2015 yang Masih Membekas

    Mengenal Lebih Dalam Penyakit Creutzfeldt-Jakob Disease (CJD)

    PENTING DIBACA
    • Hubungi Saya
    • Kebijakan Privasi
    • Ketentuan Penggunaan
    • Periklanan
    • Tentang Saya
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube WhatsApp
    © 2025 Said Mardani. Designed by Zarazmedia Creative Agency.

    Ketik kata kunci yang ingin Anda cari dan tekan Enter untuk mencari. Tekan Esc untuk membatalkan.